Puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi
umat Islam. Meski boleh mengganti puasa di hari lain atau membayar fidyah,
sebagian besar ibu hamil dan menyusui tetap memilih berpuasa di bulan suci
Ramadhan.
Sebelum ibu hamil memutuskan untuk memulai puasa, sangat
dianjurkan untuk memberitahukan hal ini kepada dokter agar mendapatkan saran
yang tepat dan pemeriksaan kesehatan
yang diperlukan. Selain itu, penting bagi ibu untuk memeriksakan diri dan
kehamilannya secara rutin.
Ibu hamil dengan usia
kehamilan muda (trimester awal) boleh berpuasa namun harus mempcrhatikan
kondisinya karena biasanya kesehatan ibu hamil pada usia kehamilan muda
cenderung tidak stabil. sering muntah (hiperemesis) dan sering pusing. Hiperemesis
dapat mengakibatkan homeostasis ibu hamil tcrganggu karena ibu kehilangan
banyak cairan tubuh dan nutrisi sebingga dianggap membahayakan ibu dan janin.
Pada usia kehamilan Iebih dari 7 bulan. janin memerlukan asupan nutrisi yang lebih
banyak schingga pada usia kandungan tersebut ibu harnil sering terlihat lemas.
Dalam menjalankan puasa, seorang ibu perlu
mengonsumsi nutrisi dan kalori yang cukup pada saat sahur dan berbuka puasa.
Pola makan gizi seimbang diperlukan agar kebutuhan ibu dan janin terpenuhi. Ibu
juga tetap perlu mengonsumsi suplemen dan vitamin yang diresepkan oleh dokter.
Ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kandungan energinya dikeluarkan
secara perlahan (makanan dengan indeks glikemik rendah) saat sahur, seperti
pasta berbahan dasar gandum, roti gandum, sereal berbahan dasar gandum,
oatmeal, dan kacang-kacangan.
Selama berpuasa, ibu perlu mewaspadai dehidrasi. Haus berlebihan dan warna urin gelap adalah tanda awal dehidrasi. Gejala lainnya adalah pusing, mudah lelah, mulut kering, atau sangat jarang buang air kecil. Jika ibu merasakan pusing berat atau badan terasa lemas yang tidak teratasi dengan istirahat, sebaiknya puasa dibatalkan dan ibu segera mengkonsumsi cairan dan makanan yang cukup serta memberitahu petugas kesehatan.
Leave a Reply